Suku bunga adalah salah satu faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara, termasuk Rupiah. Dampak kenaikan dan penurunan suku bunga terhadap nilai Rupiah dapat dirasakan oleh masyarakat dan pelaku bisnis di Indonesia.
Kenaikan suku bunga dapat menyebabkan nilai Rupiah menguat terhadap mata uang asing. Hal ini disebabkan karena investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya di negara yang suku bunganya tinggi. Sebaliknya, penurunan suku bunga dapat melemahkan nilai Rupiah karena investor akan mencari tempat yang memberikan return investasi yang lebih tinggi.
Menurut ekonom senior, Dr. Chatib Basri, “Kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia dapat meningkatkan daya tarik investasi dalam negeri dan mendorong nilai Rupiah menguat.” Namun, ia juga menambahkan bahwa “Penurunan suku bunga dapat membantu pertumbuhan ekonomi namun berpotensi melemahkan nilai tukar Rupiah.”
Dampak kenaikan dan penurunan suku bunga terhadap nilai Rupiah juga dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung, terutama dalam hal harga barang impor dan biaya pinjaman. Ketika nilai Rupiah menguat akibat kenaikan suku bunga, harga barang impor dapat menjadi lebih murah. Namun, sebaliknya, jika Rupiah melemah karena penurunan suku bunga, harga barang impor dapat naik.
Sebagai pemilik usaha, Andi mengatakan, “Kenaikan suku bunga membuat biaya modal menjadi lebih tinggi sehingga mempengaruhi harga produksi dan harga jual produk.” Dia juga menambahkan bahwa “Penurunan suku bunga dapat membantu mengurangi biaya pinjaman namun harus diimbangi dengan strategi yang tepat agar tidak terlalu berisiko.”
Dengan demikian, penting bagi pemerintah dan Bank Indonesia untuk memperhatikan kebijakan suku bunga agar dapat mengendalikan nilai Rupiah secara stabil. Seiring dengan itu, masyarakat dan pelaku bisnis juga perlu memahami dampak kenaikan dan penurunan suku bunga terhadap nilai Rupiah agar dapat mengambil langkah yang tepat dalam mengelola keuangan dan investasi mereka.